The State must be present

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

In Indonesia, there are approximately 850 ASGM (Small-Scale Gold Mining) that are suspected of using mercury in gold processing.

ASGM spread throughout Indonesia, 32 provinces, 197 districts. Victims of mercury poisoning are reported to have fallen in Sekotong, West Nusa Tenggara, Lebak, Banten. Residents suspected of mercury poisoning are not only miners but also ordinary citizens who are exposed to environmental pollution caused by mercury.

Minamata disease is an environmental disturbance on a scale that has never been experienced by human beings. A large amount of untreated industrial waste, which contains hazardous materials including organic mercury, is discharged into the Shiranui Sea. The waste destroys the environment, causing serious damage to human health. Pollution spreads throughout the Shiranui Sea, extending from Minamata Bay to the islands on the other side of the Shiranui Sea. 
This environmental damage and disease are caused by mercury waste used by a company called Chisso Corporation. a report was made, indicating "heavy metals contained in fish and shellfish cause reactions in the human body". The disease that later became known as Minamata disease. Minamata disease or Minamata syndrome is a syndrome of neurological dysfunction caused by acute poisoning with mercury (mercury). Symptoms of this disease include tingling in the feet and hands, tremors, weakness, convulsions, narrowing of vision and degradation of speech and hearing abilities. In the acute stage, these symptoms usually worsen accompanied by paralysis, insanity, coma, and death.

In Sekotong, West Nusa Tenggara, small children were reported to be handicapped due to exposure to mercury. People experienced neurological disorders. Children affected by this disease can have seizures for hours. Another negative fact of the victims of mercury pollution that continues to fall is that victims do not receive adequate attention and treatment services. From Sekotong, the victim's parents had to come to Mataram to get anti-seizure drugs.
850 ASGM, 32 provinces of Indonesia and many illegal golds mining (PETI) are no longer controlled. Minamata syndrome is believed not only to be monitored in Sekotong but throughout Indonesia. The state must be present to stop the pollution caused by mercury.

The source of mercury was not far away. One of the mining locations for cinnabar as raw material for mercury is in Maluku Province, namely the West Seram region. Policy makers and Stakeholders must be more assertive in evaluating and taking proper measured actions in dealing with cinnabar mining. It is necessary to conduct socialization for miners regarding the dangers of mercury to their own health as well as to their children and future generations. Minamata disease can be passed on from mothers who are exposed to mercury to their babies in the womb.

The Minamata Convention has been signed by 128 countries in Japan on October 10, 2013. Indonesia is one of the signatory countries, but only in September 2017 ratified this convention. On 24-29 September 2017, at the COP I meeting of the Minamata Convention in Geneva. Previously, 50 countries had deposited with the UN Secretariat General on May 18, until 90 days later, namely August 16, 2017, the Minamata Convention applied (entry into force). A total of 74 countries have ratified the Minamata Convention. By ratifying this convention, Indonesia must more strictly regulate the circulation and use of mercury in society.

Minamata disease has threatened miners and their families, the State must act more firmly to regulate the circulation of mercury from misuses. Indonesia has ratified the Minamata Convention. There has been the victim where the syndrome found. Indonesia might not become the second Minamata case, there is potency that cases of Minamata syndrome can strike in various illegal gold mining locations that across in 32 provinces throughout Indonesia.

When will the State be present? That is the question.


Di Indonesia setidaknya ada 850 PESK (Pertambangan Emas Skala Kecil) yang ditenggarai menggunakan mercury dalam pengolahan emas.

PESK tersebar di seluruh Indonesia, 32 propinsi, 197 kabupaten. Korban keracunan mercury dilaporkan sudah berjatuhan di Sekotong, Nusa Tenggara Barat, Lebak, Banten. Warga yang diduga keracunan mercury bukan hanya petambang melainkan juga warga biasa yang terpapar pencemaran lingkungan oleh mercury.

Penyakit minamata merupakan gangguan lingkungan dalam skala yang belum pernah dialami manusia. Sejumlah  besar limbah industri yang tidak diolah, yang mengandung bahan berbahaya termasuk merkuri organik dibuang ke Laut Shiranui. Limbah tersebut menghancurkan lingkungan, menyebabkan kerusakan serius  pada Kesehatan manusia. Pencemaran menyebar ke seluruh laut shiranui, membentang dari Teluk Minamata ke pulau-pulau di sisi lain laut shiranui.

Kerusakan lingkungan dan penyakit ini ditimbulkan oleh limbah merkuri yang digunakan oleh perusahaan bernama Chisso Corporation. sebuah laporan dibuat, menunjukkan "logam berat yang terkandung dalam ikan dan kerang menyebabkan reaksi pada tubuh manusia". Penyakit yang kelak dikenal dengan sebutan penyakit minamata. Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut merkuri (air raksa). Gejala penyakit ini meliputi kesemutan pada kaki dan tangan, tremor, lemas-lemas, kejang, penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, koma dan kematian.

Di Sekotong, Nusa Tenggara Barat dilaporkan anak-anak kecil menjadi cacat akibat paparan merkuri. Orang-orang yang mengalami gangguan syaraf. Anak-anak yang terkena penyakit ini bisa mengalami kejang sampai berjam-jam. Fakta menyedihkan lainnya dari korban pemcemaran merkuri yang terus berjatuhan adalah korban tak mendapat perhatian dan layanan pengobatan yang memadai. Dari Sekotong, orang tua korban harus datang ke Mataram untuk mendapatkan obat anti kejang.

850 PESK, 32 propinsi Indonesia serta banyak Penambangan Emas Tak Berizin (PETI) yang sudah tidak terpantau, penyakit Minamata diyakini tidak hanya terpantau di Sekotong melainkan di seluruh Indonesia. Negara harus hadir untuk menghentikan pencemaran yang disebabkan merkuri.

Sumber merkuri ternyata tidak jauh. Salah satu lokasi penambangan cinnabar bahan baku merkuri ada Propinsi Maluku, Yakni wilayah Seram Bagian Barat. Pemnagku Kebijakan harus lebih tegas dalam mengevaluasi dan mengambil tindakan terukur dalam menyelesaikan penambangan cinnabar. Perlu dilakukan sosialisasi bagi penambang mengenai bahaya merkuri bagi kesehatan diri juga anak dan keturunan. Penyakit minamata dapat diturunkan dari ibu yang banyak terpapar merkuri kepada bayi dalam kandungan.

Konvensi Minamata ini pun telah ditandatangani 128  negara di Jepang  pada 10 Oktober 2013. Indonesia salah satu negara penandatangan, namun  baru pada bulan September 2017 meratifikasi konvensi ini. Pada 24-29 September 2017 ini, dalam pertemuan COP I Konvensi Minamata di Jenewa. Sebelumnya, 50 negara telah masuk (depository) kepada Sekretariat Jenderal PBB pada 18 Mei, hingga 90 hari kemudian yaitu 16 Agustus 2017, Konvensi Minamata berlaku (entry into force). Sebanyak 74 negara telah meratifikasi Konvensi Minamata. Dengan meratifikasi konvensi ini, Indonesia harus lebih ketat mengatur peredaran dan pemanfaatan merkuri di tengah masyarakat. 

Penyakit Minamata telah mengancam penambang dan keluarganya, negara harus hadir bertindak lebih tegas untuk mengatur peredaran merkuri dari pemanfaatan yang tidak semestinya. Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Minamata. Sudah ada lokasi dan sudah ditemukan korban. Penyakit Minamata sudah ada dan kian banyak. Indonesia tidak hanya bisa menjadi minamata kedua, bisa jadi akan ada banyak kasus minamata di berbagai lokasi penambangan emas liar yang tersebar di 32 propinsi seluruh Indonesia.

Kapan Negara benar-benar hadir? Itulah pertanyaannya.

Banner of Advocacy

Really! how can we stand, if there is no land. How can we have the future if there is no culture to live today?

Character Building

Collaborative Partners

  • Universitas Iqra Buru, Maluku
  • LP2M Universitas Pattimura, Maluku
  • Southern Cross University, Australia
  • Desa Wisata Taro